Assalamualaikum Wr. Wb.

Haloo

IYA Haloo

Ini beneran Halooo

Serah deh.

Episode pada kali ini saya akan membahas tentang Sosok Malaikat tak bersayap. Ini bukan Lebay atau Alay. Tapi, Ini serius.

Malaikat ini sosok yang baik. Ramah. Dan yang jelas dia perempuan.

Dia Ibu mu. Dia Mama mu. Dia Bunda mu. Sesosok Wanita yang berjuang keras mempertaruhkan nyawa nya demi kelahiran mu. Dia yang menjaga mu. Dia yang merawatmu dari kamu yang semula hanya segumpal darah dan daging. Dan sekarang kamu dapat berjalan, Berlari, Bermain, Tertawa, Dan beranjak Dewasa. Namun, pada akhirnya. Kamu lupa pada Wanita itu. Dia juga beranjak semakin senja. Dan akhirnya Tiada . . .

Malam kemarin. Ada sebuah mimpi yang saya alami. Entah apa arti mimpi itu namun, efeknya begitu terasa sampai sekarang.

Saya bermimpi bahwa, Ibu saya Kecelakaan dan beliau meninggal. Tapi, untung itu hanya mimpi. Saya tidak mau itu benar-benar terjadi.

Aneh nya. Ketika saya terbangun. Air mata itu benar-benar ada. Dalam tidur saya. Saya benar-benar menangis. Jam 4 subuh hingga matahari muncul saya masih belum bisa melupakan hal tersebut. Dan saat itu saya bertanya pada pencipta saya. Apa ini ?

Saya mencoba untuk menenangkan diri. Dan, saya berpikir jauh lebih dalam dan lebih menggunakan nurani saya. Mungkin ini teguran karna saya sering mengabaikan beliau.

Dan, di pagi itu. Saya bertemu dengan sosok wanita hebat itu. Saya melihat ibu saya. Saya melihat matanya. Aku sayang ibu. . .                                                                        
Ahh. . Tapi, aku terlalu pengecut untuk mengucapkan itu didepan nya.

Dan pada hari itu saya merasa saya sangat ingin selalu berada didekat ibu saya. Dia lah tempat ternyaman saya.

12 Jam berlalu

Ada sebuah pesan yang saya terima. Pesan itu mengatakan bahwa. Mama dari seorang teman saya. Meniggal dunia. Innalillahi. Dia menyerah terhadap penyakit kanker nya. Beliau meninggalkan seorang suami dan 3 orang anak. Dan, salah satu nya adalah teman saya.
Saya berpikir. Apakah ini semua ada kaitanya?

Di hari berikutnya. Saya mencoba menemui teman itu. Saya melihat wajah nya begitu sayu. Salah satu keluarganya bercerita bahwa. Dia baru mau keluar kamar setelah saya dan beberapa teman saya menjenguknya.

Begitu berat cobaan nya. Dia memang sangat dekat dengan mama nya.
Saya mencoba mengambil hikmah dari semua ini.

Lewat mimpi saja saya bisa begitu kaget. Bagaimana jika memang sudah waktunya ? saya tidak tau apa yang akan terjadi.

Mungkin tidak akan ada lagi yang membangunkan saya, mengingatkan saya untuk makan, meyakinkan saya ketika saya ragu, mengarahkan saya ketika saya sedang berantakan, atau bahkan yang mengimami saya sholat ketika ayah saya tidak bisa.

Siapapun tidak tau apa yang akan terjadi di hari kemudian. Itu urusan Allah SWT. Saya sebagai manusia hanya bisa ikhtiar dan berdo’a.

Ini mungkin teguran untuk saya, dan siapapun diluar sana. Saya berharap ibu saya ada disamping saya sampai saya sukses kelak. Sampai saya mempunyai imam saya sendiri. dan membiarkan beliau melihat saya menjadi sosok ibu yang hebat seperti beliau.

Atau mungkin. Jika waktunya tiba nanti ijinkan saya yang berpulang duluan, karna saya tidak akan kuat melihat ibu saya pergi terlebih dahulu.

Untuk kamu teman. Berdo’alah, bawa lah nama ibumu dalam sholat mu. Peluklah dia dalam do’amu. Itu akan sedikit mengurangi beban nya disana. Kamu adalah sesok laki-laki hebat. Buat lah mama mu bangga disana J


Dari teman dan anak yang mencintai ibu nya . .